Tuesday, July 04, 2006

Riau Tersayang, Cinta Siapakah yang Kau Terima Akhirnya

Cinta Tanah Air adalah Sebagian dari Iman. Ajaran Islam ini selalu menjadi panutan diriku. Riau bagiku adalah sejengkal tanah air yang patut dicintai dan disayangi sampai akhir hayat dan sampai kapan pun. Aku tak hendak terjerembab pada percintaan yang sempit. Melainkan semata-mata ketulusan jiwa.

Riau bagiku adalah ranah dan laman tempat berpijak. Setiap helaan napasku membenamkan adat-resam Melayu ke samudera jiwa yang luas. Melayu bagiku adalah ranah hamparan tak bertepi di mana aku setiap waktu -kapan saja- boleh menyauk peradaban, makna, nilai danjuga mimpi-mimpi yang memperkaya bathinku. Semua orang, siapa saja, boleh menimba kekayaan arkhais sepanjang bermuara pada kemuliaan diri, kemuliaan orang ramai dan kemuliaan negeri.

Bila kumulai warkah ini dengan judul : Riau Tersayang, Cinta Siapakah yang Kau Terima Akhirnya -sepotong kalimat yang kupetik dari sebuah puisi yang kutulis belasan tahun silam dengan judul : Riau Tersayang, bukannya sebuah kebetulan. Aku merasakan ranah Riau memang selalu menjadi 'ladang perburuan' -istilah budayawan Riau, UU Hamidy- yang tanpa akhir. Bak seorang dara, Riau selalu menjadi alamat percumbuan siapa saja. Rasa sentimentil dan romantisme diriku tiba-tiba muncul andaikan suatu ketika Riau yang selalu berbagi cinta pada siapa pun akhirnya menerima cinta orang lain.

Di laman blog ini, aku akan mencoba berkisah dan bermadah meluahkan segala rasa.
Mudah-mudahan segala luahan hati ini bermakna bagi siapa saja.

Salam takzim,

Fakhrunnas MA Jabbar

1 comment:

Fakhrunnas MA Jabbar said...

terimakasih add masnur,
komentar yang diberikan amat membesarkan hati. ternyata masih ada segelintir orang yang masih bisa peduli untuk hal-hal paling kecil dalam hidupnya: memikirkan persoalan betapa pun kecilnya. bukankah kata descartes: aku berpikir maka aku ada...
salam dan maju terus

fakhrunnas ma jabbar