Tuesday, July 31, 2007

SENYUMAN TKW DAN PELECEHAN MAJIKAN

Dear All,
Hundred cases of Indonesian workers in abroad especially for woman workers. They got bad experiences with their boss at home and work-place. Really, i was very sadly. This insident must be stop earlier. We need the good regulation of government and good monitoring by Worker Affair Department...We should learn from Philippine Authority to cover their workers in abroad.


SAAT melakukan sa’I dalam perjalanan ritual umroh di Tanah Suci beberapa tahun silam, saya menyaksikan pemandangan yang ganjil namun menarik perhatian. Seorang lelaki Arab yang bertubuh kekar dengan pakaian ihram tiba-tiba memukul dan menendang isterinya di tengah lalu-lalang orang yang beribadah. Sang isteri terpelanting dan terjerembab sambil meraungkan tangisnya. Bayi mereka yang baru berusia kira-kira 2 tahun langsung dirampas lelaki itu dan meninggalkan isterinya begitu saja. Untunglah, sekejap berselang, dua polisi Arab dengan sigap meringkus lelaki dan mengamankan isteri dan bayinya. Tak tahulah bagaimana proses selanjutnya.
Juga tak banyak yang tahu, apa yang menyebabkan lelaki Arab itu bertindak brutal di tengah keramaian dan kekhusyukan orang-orang beribadah. Tapi, Ustadz Roslan pembimbing ibadah umroh kami, yang sudah delapan tahun bermastautin di Arab Saudi, langsung berkomentar singkat: ”Begitulah cara tak terpuji sebagian orang Arab memperlakukan perempuan. Terkesan kasar dan brutal.” Seketika terbayang di benak saya, masa-masa jahiliyah yang tidak beradab, sampai-sampai anak perempuan dikubur hidup-hidup atau disiksa dan dinista lainnya.
Lebih dari itu, kisah nestapa para TKW kita yang berada di mancanegara –termasuk Arab Saudi- ter-refleksi tiba-tiba. Berbagai perlakuan memilukan atas TKW kita menjadi hiasan berita yang tak habis-habisnya. Mulai dari siksaan majikan –disiram air panas, disetrika, tak diberi makan dan minum, kerja paksa, disuruh memakan sisa makanan anjing, tak dibayar upah dan masih banyak modus lagi- hingga perkosaan, pelecehan seksual, dijadikan pelacur atau pemuas nafsu suami atau anak lelaki Sang Majikan. Masya Allah.
Munculnya berbagai kasus yang menimpa para TKW kita cenderung disebabkan faktor personal majikan sendiri. Namun tak kalah pentingnya, faktor kultural yang berkaitan dengan tradisi, adat dan kebiasaan yang berlaku di negara tempat bekerja. Dalam memahami kultur dan antropologi ini akan banyak terkait soal yang sepele. Sebutlah cara duduk, menghidang makanan dan minuman, tersenyum, keramah-tamahan, bertutur-sapa atau menegur majikan yang berlawanan jenis. Kesemua itu amat berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi (communication skill) yang sangat ditentukan oleh pemahaman bahasa. Cross-culture memang selalu membuahkan cultural gap (kesenjangan budaya).
Ustadz Roslan yang memahami benar sistem nilai dan kultur kehidupan orang Arab atas pengamatan dan pengalaman keseharian. Ia langsung menceritakan bagaimana lemahnya pemahaman budaya (kultural) para TKW kita di Arab Saudi. Sebutlah, soal senyuman yang diajarkan di negeri asal sebagai keramah-tamahan. Padahal, di Arab Saudi sendiri, seorang perempuan yang secara mudah memberikan senyuman pada lelaki bisa ditafsirkan punya perhatian. Teori libido seksual Freud langsung secara mudah teraplikasi. Realitas yang banyak ditemukan, betapa banyak TKW kita yang diperkosa atau mengalami pelecehan seksual dari pihak keluarga majikan laki-laki.
Realitas para TKW kita selama ini memang sangat lemah dalam komunikasi khususnya bahasa Inggris yang dijadikan standar internasional. Setiap kali berkesempatan berkunjung di Singapura, saya selalu menyaksikan di pusat perbelanjaan di kawasan Orchard Road, betapa dominannya para TKW asal Filipina yang begitu lancar berbahasa Inggris. Sebaliknya, pada suatu kesempatan chatting di Indonesia Room, saya beberapa kali bertemu para TKW kita di Hongkong dan Taiwan. Waktu diajak ngomong dalam bahasa Inggris langsung mengaku tak bisa berbahasa Inggris. Lalu saya tanya, bagaimana komunikasi dengan majikan? “Ya, pakai bahasa isyarat,” jawab mereka. Saya benar-benar termenung karena bagaimana mungkin mereka bisa bekerja efektif dan berprestasi di mata majikan bila tak mampu menjelaskan secara rinci dalam bahasa verbal.
Kemampuan berbahasa Inggris bisa jadi menjadi faktor penentu dasar bagi para TKW untuk bersaing di luar negeri. Akan lebih baik lagi bila penguasaan bahasa asing milik negara tujuan dapat membekali mereka. Tapi, sulit berharap terlalu banyak dalam soal ini. Sebab, rata-rata TKW kita memang berpendidikan SMA ditambah ketrampilan yang diperlukan saat bekerja di rumah majikan seperti menjadi babby sitter, pembantu rumah tangga atau pelayan toko.
Pengalaman para TKW kita yang dikirim ke negara jiran, Malaysia dengan perlakuan yang memilukan, justru tak hanya menanggung beban perlakuan para majikan. Tapi, oknum pengerah tenaga kerja di tanah air sendiri dengan segala jaringan sindikatnya tak henti-hentinya melakukan pemerasan dan penipuan. Mulai pungutan uang dengan berbagai dalih hingga pemerasan saat dalam perjalanan pergi dan pulang atau dijerumuskan menjadi pelayan seks di tempat-tempat hiburan baik di negeri sendiri maupun di negara tetangga itu.
Pertumbuhan tempat-tempat hiburan di sepanjang pantai timur Sumatera –terutama Batam, Bintan, Karimun, Selatpanjang – dan perbatasan Malaysia-Kalimantan selaras dengan meningkatnya aktifitas trafficking. Sebagian besar para pelayan hiburan di kawasan-kawasan itu mengaku ditipu dengan dalih padamulanya akan dipekerjakan di Malaysia atau Singapura.
Jeritan para TKW kita di perantauan seperti yang dialami Nirmala Bonat di negeri jiran memang tak akan berhenti sepanjang communications skill dan cultural gap tidak dibenahi secara gradual dan sistematik. Kita masih bangga dapat ‘mengeskpor’ TKW dengan pertimbangan punya pasar dan menjadi sumber devisa. Tapi, kurang berkaca dalam hal kerugian im-material yang jauh lebih mahal yakni kehormatan dan harga diri.***

1 comment:

Unknown said...

Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,SAYA IBU YANTI Sengaja ingin menulis
sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
500 JT saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KI Sunan Jati, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 HARI
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI Sunan Jati
kata BELIAU pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 2Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 2M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KI Sunan Jati DI NOMOR 082_349_535_132
agar di berikan arahan. jika ingin seperti saya coba hubungi KI Sunan Jati pasti akan di bantu Oleh Beliau