Tuesday, June 02, 2009

ORANG KAYA (THE RICHEST PEOPLE)

KOLOM
ORANG KAYA
Oleh Fakhrunnas MA Jabbar

SETIAP hari, selalu lahir orang kaya dan orang miskin secara bersamaan. Kedua kelompok itu saling berpacu. Hanya saja, orang kaya memang jauh lebih beruntung. Pasalnya, ada saja lembaga atau institusi yang mencatatnya. Seperti Majalah Globe baik edisi internasional maupun kawasan regional termasuk Asia saban tahun pasti mengumumkan nama-nama orang kaya mulai dari kelas dunia hingga kawasan Asia dan masing-masing negara.
Tahun 2009 ini, Majalah Globe Asia mengumumkan 150 orang terkaya Indonesia yang dirilis 26 Mei ini. Sepuluh besar orang terkaya masih ditempati wajah-wajah lama yang tak asing lagi sebagai kaum jetset yang menguasai perekonomian di negeri ini. Secara berurutan dari ranking pertama hingga sepuluh ditempati oleh Budi Hartono (Kelompok Jarum dengan kekayaan 4,1 M dalam USD), Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas Group, 3,2 M), Sudono Salim (Salim Group, 2,68 M), Putera Sampoerna (Sampoerna Group, ) Aburizal Bakrie (Bakrie Group, 1,85 M), Martua Sitorus (Wilmar International, 1,3 M), Sukanto Tanoto (Raja Garuda Mas, 1,15 M), Eddy Willian Katuari (Wings Group, 1,1 M), Murdaya Poo dan Siti Hartati (Berca Group, 993 juta), Hashim Djojohadikusumo (Tirtamas, 850 juta).
Keragaman bisnis yang dikelola oleh orang-orang terkaya Indonesia itu memperlihatkan tak ada bidang usaha yang paling tangguh. Keragaman itu tergambar dari pasang-surut posisi orang-orang terkaya itu dari tahun ke tahun. Sebutlah Budi Hartono yang kini menempati ranking pertama justru setelah melebarkan sayapnya di bidang property dan pusat perbelanjaan di antaranya Grand Indonesia. Selain itu, bidang bisnis rokok seperti dikembangkan Sampoerna Group masih cukup menjanjikan.
Turun-naik posisi orang terkaya Indonesia ini sejalan pula dengan perkembangan ekonomi dunia yang cukup fluktuatif. Krisis ekonomi global cukup berpengaruh pada semua orang kaya itu sehingga jumlah kekayaannya terpangkas cukup besar. Namun, sejumlah orang kaya yang sebelumnya pernah menempati urutan teratas ternyata berpengaruh hyata terhadap posisinya tahun ini. Seperti Aburizal Bakrie yang menjadi Menko Kesra pernah dinobatkan oleh Majalah Forbes sebagai orang nomor satu Indonesia terkaya di Indonesia tahun 2007. Tahun ini berada di posisi kelima. Begitu pula Sukanto Tanoto kini berada di posisi ketujuh.
Selanjutnya, tak semua orang-orang kaya Indonesia yang pernah dinobatkan Majalah Forbes bertahan pada posisi atas. Majalah itu tahun lalu sempat menempatkan lima taipan Indonesia sebagai jajaran orang kaya dunia meski di ranking 400-an ke atas yakni Michael Hartono dan R. Budi Hartono (ranking 430 versi Forbes) dengan nilai kekayaan 1,7 M USD, Sukanto Tanoto menempati urutan ke-450 (1,6 M), Martua Sitorus di urutan ke-522 (1,4 M), Peter Sondakh di urutan 701 (1 M).
Boleh jadi, pengumuman orang-orang terkaya Indonesia tak seseru pengumuman daftar anggota DPR RI dan DPD RI yang baru hasil Pemilu 2009. Soalnya, pertarungan menjadi orang terkaya di negeri ini tak seseru menjadi wakil rakyat yang harus melewati proses panjang dengan biaya dan risiko yang tinggi. Orang-orang kaya muncul melalui usaha ekonomi yang digelutinya sejak lama melalui proses bisnis yang beragam.
Orang kaya di Indonesia barangkali hanya berjumlah sekitar 5 persen. Namun, mereka menguasai perekonomian negara secara dominan. Tapi kekayaan yang mereka peroleh tentu tidak dengan mudah diperoleh. Banyak cara yang sudah ditempuh berikut ikhtiar dan kerja keras. Oleh sebab itu, bagi orang-orang yang bekerja keras meraup harta yang demikian besar tentu saja merupakan buah dari hasil usahanya selama ini.
Potret orang-orang kaya Indonesia memang terasa berbanding terbalik dengan kumpulan orang-orang miskin yang tak kunjung terangkat dari kemiskinanannya. Angka pengangguran dan terpinggirkannya para pengusaha ekonomi lemah dalam pergulatan ekonomi negeri kita memang membuat perasaan pilu. Bandingkan saja, ada orang kaya yang bisa menikmati tidur satu malam di hotel bintang lima di kamar president suit room yang seharga Rp. 80 juta dengan segala fasilitas yang berlebihan. Sementara orang-orang miskin begitu sulit untuk mendapatkan uang Rp. 8.000 dalam sehari setelah membanting tulang atau mengemis ke sana- ke mari. Tapi itulah hidup!
Banyak orang bermimpi sejak kecil untuk jadi orang kaya. Tapi tak semua orang dapat menggapainya. Menjadi kaya –apalagi secara mendadak- hamper mustahil dapat diwujudkan. Namun, bukan tak ada orang yang bisa menjadi kaya mendadak. Biasanya hal ini dialami oleh orang-orang yang mau berspekulasi lewat meja judi atau memasang nomor undian atau pula memenangkan undian berhadiah lewat bank atau membeli produk dan jasa. Ada pula orang yang bernasib baik karena memiliki harta warisan atau barang-barang berharga secara historis seperti benda purbakala atau lukisan dan keris antik yang mempunyai nilai jual tinggi.
Orang-orang yang jadi kaya mendadak itulah digelari OKB alias Orang Kaya Baru. Konon, karakter OKB itu gampang jadi sombong dan terkesan show of force pada orang-orang sekelilingnya. Kemiskinan yang menderanya dalam jangka lama benar-benar ingin dibuang jauh-jauh karena dipandang aib. Sikapnya yang tak mau lagi miskin menjadikannya hanya ingin peduli pada diri sendiri. Itulah sebabnya, ada kata-kata bijak berbunyi begini : ‘lebih baik menjadi orang miskin tapi rendah hati, dari pada menjadi orang kaya yang sombong.’
Apakah bisa menjadi orang kaya sejak lahir?
Ternyata bisa dan mudah. Orang-orang Melayu di kawasan Riau dan Jambi sejak dulu sejak lahir menjadi Orang Kaya (OK). Sebab, OK merupakan gelar yang diwariskan secara turun-temurun bagi kalangan bangsawan Melayu. Namun, jangan heran bila banyak pula orang-orang yang bergelar OK itu justru hidupnya juga sangat sederhana. Ternyata, gelar pun tidak serta merta mengubah nasib seseorang untuk menjadi orang kaya.
Opie Andaresa, rapper Indonesia pernah menggambarkan bagaimana bahagia dan besarnya lompatan cita-cita seseorang bila menjadi orang kaya. Sebab, orang kaya memang bisa mewujudkan segala impiannya. Uang bisa membeli segalanya. Tapi, segalanya tidak harus dengan uang. Masih ada ungkapan bijak yang lain:

Uang bisa membeli kemewahan,
tapi tak bisa membeli kebahagiaan….
***

No comments: